Join The Community

Premium WordPress Themes

Jumat, 20 Mei 2011

GEDHE PANGRANGO . . Double summit

 

MANDALAWANGI-PANGRANGO (Soe Hok Gie)

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya "tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
'terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup







Lembah Mandalawangi (Soe Hok Gie's poem)

Aku tak tahu mengapa aku merasa agak melankoli malam ini
Aku melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas Jakarta dengan warna warna baru
Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan

semuanya terasa mesra, tapi kosong
Seolah-olah aku merasa diriku yang lepas
dan bayang-bayang yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan

Prasaan sayang yang amat kuat menguasaiku
Aku ingin memberikan suatu rasa cinta pada manusia




Akhirnya semuanya akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui


Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta

Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi muram
Wajah wajah yang tak kita kenal berbicara dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu

---

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza

tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biavra

tapi aku ingin mati disisimu manisku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

Tegaklah ke langit luas, atau awan yang mendung

Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua

Berbahagialah mereka yang mati muda

Makhluk kecil,
Kembalilah dari tiada ke tiada

Berbahagialah dalam ketiadaanmu






0 komentar:

Posting Komentar