Join The Community

Premium WordPress Themes

Rabu, 15 Juni 2011

Akhirnya embun itu . .

Dan akhirnya embun pagi itupun menetes dengan sendirinya , membasahi bumi yang sudah semenjak kemuning senja menampakkan diri di cakrawala barat, entah sudah berapa kali embun itu berkali-kali menetes membasahi bumi ini ditempat yang sama , bahkan di tempat yang jauh yang tak bisa dijangkau oleh kita, perlahan-lahan pula di sisi lain ditempat yang tak mungkin jauh dsetiap sudut bumi ini kerasnya batu mulai lapuk oleh gotong royong sang lumut, kerasnya batu perlahan-lahan berlubang oleh tetesan air hujan yang menetes ribuan jumlahnya berebut ingin segera membasahi alam ini , dan ketika matahari perlahan mulai menyembul dari kediamannya nun jauh disana, dengan tenang dan perlahan bak slow motion dia mulai memberikan kehangatan zamrud khatulistiwa, segera mengusap sedihnya alam yang menitikkan air mata embun pagi . .sedihnya alam berpisah dengan malam , dimana para manusia sudah menghentikan aktivitasnya yang mengesampingkan mereka, sedihnya alam berpisah dengan sang malam yang beratapkan langit dan bintang, sedihnya malam akan berpisahnya mereka dengan orang-orang pecinta malam yang menyempatkan dirinya sejenak mencoba mersakan menyatu dengan alam , entah itu melalui hembusan anginnya yang perlahan-lahan menusuk hangatnya tubuh dengan pisau dinginnya dari sang alam , maupun melalui suara alam yang bersenandung merdu melaui para musisi handalnya disetiap sudut bumi, sedihnya sang alam ketika pagi datang mereka sadar harus beradu dengan irama teriakan dan lantangnya orang berlomba-lomba dalam kemunafikan hidup dan bergumul dengan kejamnya sang orang yang berlomba-lomba mengernyitkan dahi mereka hanya untuk mendapatkan eksistensi lebih tinggi dbanding orang-orang, berlomba-lomba menarik pelatuk senapan yang sudah mereka todongkan ke mulut mereka sendiri berupa kecongkakan mereka serta mereka yang terbuai oleh mimpi dunia, mereka sungguh benar-benar rindu akan hadirnya sosok orang yang merindukan alam bermahkotakan malam yang terbangun dari tidur lelapnya. tetapi dengan sangat bijaksana sang rembulan seraya tidak meninggalkan sang alam dengan cepatnya , dengan perlahan dia menemani terhapusnya kesedihan sang alam dengan sedikit-demi sedikit menghilang hingga akhirnya rembulan sahabat bintang hilang ditelan teriknya mentari pada tengah hari . .

Dan rembulan itupun seraya lenyap diantara rimbunnya awan dan tanpa alam sadari rembulan tetap setia dan dengan rasa tulusnya dia tetap mengawasi sang alam . .walaupun alam sendiri tidak menyadari bahwa sang rembulan masih tetap melingkar di orbitnya yang indah yang jika malam tiba dia tidak segan memberikan cahanya yang sendu kepada alam . .melankolia alam akan terus bersenandung walaupun para pelacur kehidupan dan waktu terus berdatangan.

"Apa yang kita lihat,kita rasakan . .dan apa yang tidak kita lihat, tidak kita rasakan. tapi kadang-kadang apa yang kita lihat sebenarnya tidak ada, dan apa yang tidak kita lihat sebenarnya ada"

0 komentar:

Posting Komentar