Join The Community

Premium WordPress Themes

Senin, 09 Agustus 2010

Merbabu

22-August-2007

Menjulang tinggi seakan mencapai titik tertinggi, seakan riang berselimut segumpal awan, subhanallah begitu kami sekolompok pcinta alam tiba disana suasana udara sejuk menyambut kami , suasana sore di basecamp pendakian Gunung Merbabu terlihat lengang dihiasi bunyi-bunyi burung dan tawa penduduk desa sekitar yang sesekali terdengar , sementara kabut tebal masih setia menyelimuti desa itu . . dengan kalimat "bismillah" kami pepala SMAN 4 Yogyakarta dengan raut muka segar dan semangat mulai melangkahkan kaki perlahan menuju Puncak merbabu . . sesekali peluh kami mulai keluar dari pori-pori . . sesekali kami juga berhenti untuk membasahi tenggorokan kami dengan air . . rupanya sang mentari tak mau lama-lama menemani suasana sore itu . .tida di salah satu bukit terlihat jelas sang matahari seakan melambai kepada kami . . menjauhi bagian bumi pertiwi dan langit malam perlahan mulai menyelimuti merbabu . . perjalan tetap kami lanjutkan , tepat sampai di pos 3 angin kencang gunung mulai berhembus membuai tubuh kami satu persatu . . inilah waktu kami untuk melepas lelah sejenak . .api unggun setia menemani kami di mlm itu , dan 1 per 1 tmn ku mulai berjatuhan ke buai mimpi indah . . tapi tidak denganku . . suara gemrisik dedaunan yang ditiup oleh angin justru layak seolah alam di malam itu sedang mendendangkan sebuah nyanyian alam . . dtemani 2 orang teman mengelilingi api unnggun dan beberapa batang rokok yang terkadang kami hisap dalam-dalam agar tubuh kami terjaga kehangatannya , namun rupanya setebal apapun jaket atau pakaian yang kami knakan , ternyata alam merbabu lebih memilih untuk menulusuk jauh hingga ke kulit dinginnya malam itu . . tertawa terbahak-bahak , sesekali meminum kopi hitam , sunyi senyap tak ada suara apapaun selain suara kami yang ditemani nyayian alam diiringi dengan satwa-satwa malam yang seakan ingin bergabung untuk bercengkrama dimalam yang dingin di merbabu .

sekitar jam 01.00 kami semua bersiap-siap untuk melanjutkan setengah perjalan kami ke puncak Syarief, Merbabu , sebagian ada yang tidak ikut dan memilih untuk tinggal di pos 3 bersama tenda-tenda yang masih bergerak-gerak dhembus angin serta api unggun yang apinya kian waktu kian mengecil , segera kusingkapkan sweater rajutan Bundaku tersayang berwarna biru ke badanku . . dan segera kupakai tutup kepala , sambil menyalakan sebatang rokok . . kamipun berjalan dtengah gelapnya malam di lembah dan bukit ditemani penerangan berupa senter dari masing-masing orang . . hanya suara jangkrik yang terdengar , dan sesekali burung hantu sahut menyahut , setiap langkah ku doa selalu kami panjatkan agar kami dberi keselamatan.


dalam perjalan ke puncak sesekali mata saya tertuju pada langit malam yang bertabur bintang, entah itu rasi bintang apa atau darimana , tapi ktika melihat langit malam yang berhias bintang darah ini berdesir perlahan. rambut tersibak oleh angin malam, sesekali kami melihat bintang jatuh dari horizon langit, kami tidak menyadari sudah seberapa jauh mendaki dan terus mendaki, hingga akhirnya kami sampai dipuncak Syarief merbabu yang disambut disekeliling bawah lembah bunga Edelweis yang bergerak dihempas angin pagi yang dingin, mentari pagi pun sedikit demi sedikit muncul, kuning keemasan , terdengar pada pendaki lain mengibarkan bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, hati kembali berdesir dan kami semua sempat terdiam sejenak selama lagu itu dikumandangkan, rasa nasionalis kami mulai berbenih satu persatu , kamipun berdiri dan ikut memberi hormat pada sang Saka Merah Putih yang dikibarkan oleh pendaki gunung lain . .  "I love Indonesia "akan saya laksanakan amanah mu Pak Soekarno seperti yang engkau orasikan kepada pemuda-pemuda Indonesia bahwa generasi Bangsa Indonesia ada ditangan generasi muda ( mata berkaca-kaca ) = lebai





"Hambamu ini hanya ingin menikmati alam yang engkau berikan dan anugerhakan kepada kami umat manusia , hambamu ini hanya inngin belajar mensyukuri atas nikmat yang jarang hamba syukuri , bahwa kemajuan tekhnologi dan era globalisasi telah membuat kami umat manusia kadang lupa akan alam , lupa akan anugerah yang patut dilestarikan , hambamu hanya ingin melihat keagunganMu di puncak merbabu , sunrise yang muncul dari ufuk timur . . tersembul sedikit, seakan ragu akan muncul . . Subhanallah ya Allah ketika hambaMu sampai di Puncak udara segar dan angin dingin sampai membuat syal saya berkibar di leher . . "

0 komentar:

Posting Komentar